Bismillahirrohmaanirrohiim
Download Aplikasi persembahan PISS-KTB dan Islamuna 👉 Download!

4100. LAIN-LAIN : PAHALA IJTIHAD

PERTANYAAN

>>Fairuzy Nayla AlizaNdiela
Assalamualaikum.punten poro yai.. ust..  Dalam hal ijtihad aswaja ada prinsip "jika benar bernilai DUA dan jika salah bernilai SATU". Ini maqolah dari mana ? Hadits/atsar/qoul siapa ? Mohon dengan ibarohnya. Wassalam

JAWABAN

>>Mas Hamzah
Wa'alaikum salam.Itu dasarnya dari hadits shohih riwayat Imam Bukhori dan Muslim 

عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ, وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ » 

Dari Sahabat Amr bin Ash, beliau mendengar Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam bersabda: 
“Apabila seorang hakim memberikan hukuman, ber-ijtihad kemudian benar, maka mendapatkan dua pahala.
Dan apabila seorang hakim memberikan hukuman, ber-ijtihad kemudian keliru, maka mendapatan satu pahala”. 

- Imam Nawawi dalam Syarah Muslim (12/13)

قال العلماء : أجمع المسلمون على أن هذا الحديث في حاكم عالم أهل للحكم ، فإن أصاب فله أجران : أجر باجتهاده ، وأجر بإصابته ، وإن أخطأ فله أجر باجتهاده . 
وفي الحديث محذوف تقديره : إذا أراد الحاكم فاجتهد ، قالوا : فأما من ليس بأهل للحكم فلا يحل له الحكم ، فإن حكم فلا أجر له بل هو آثم ، ولا ينفذ حكمه ، سواء وافق الحق أم لا ; لأن إصابته اتفاقية ليست صادرة عن أصل شرعي فهو عاص في جميع أحكامه ، سواء وافق الصواب أم لا ، وهي مردودة كلها ، ولا يعذر في شيء من ذلك 

Para ulama' berkata :
" Telah menjadi ijma' bahwa hadits ini adalah untuk hakim yang alim dan ahli hukum, jika keputusannya benar maka dia mendapat 2 (dua) pahala yaitu pahala ijtihadnya dan pahala benarnya, jika salah maka dapat satu pahala yaitu pahala ijtihadnya saja".

Para ulama' juga berkata : 
" Adapun bagi orang yang bukan ahli hukum maka tidak halal baginya untuk memberikan hukum, jika dia memberikan hukum maka tidak akan mendapatkan pahala malahan mendapatkan dosa, keputusan hukumnya tidak lestari baik keputusan tersebut cocok dengan kebenaran maupun tidak, karena jawaban benarnya hanyalah kebetulan saja dan tidak keluar dari asal syare'at maka dia termask bermaksiyat dalam segala keputusannya baik itu cocok dengan keputusan yang benar mapun tidak, hukum tersebut semuanya tertolak dan tidak ada udzur sama sekali."

Wallohu A'lam (Rz)

LINK ASAL