PERTANYAAN :
Assalamu'alaikum. Bawang, brambang, cabe dan bumbu-bumbu dapur lainnya yang dibeli dari pasar sebelum dimasak, apakah wajib dicuci atau tidak? walaupun terlihat bersih. [Anis Mamoru].
JAWABAN :
Wa'alaikumussalam. Bawang, cabe dan bumbu-bumbu dapur lainnya yang dibeli dari pasar, itu tidak wajib dicuci lebih dahulu sebelum dimasak, namun jika dekat kemungkinan terkena najis (belum yakin najisnya) maka SUNAH membasuh bumbu dapur tersebut. Ini sesuai kaidah dasar dalam fikih, hukum asal segala sesuatu adalah suci, jadi selama belum ada keyakinan pasti akan kenajisannya, maka dihukumi suci (thahir). Adapun perbedaan antara Yakin dan Dugaan (Zhan):
- Yakin (Al-Mutayaqqan): Sesuatu yang kita yakini pasti najis (misalnya, terlihat jelas ada darah pada pakaian) harus dicuci.
- Dugaan (Al-Mazhnun): Sesuatu yang hanya diduga najis, seperti lumpur di jalan (thina' al-syari'), pakaian penjual minuman keras (khammar), tukang jagal (qashshab), atau pakaian orang kafir yang terbiasa menggunakan najis. Semua benda ini dianggap suci, karena dugaan tidak dapat mengalahkan hukum asal.
Dari keterangan tersebut, benda-benda yang secara umum sering terkena najis. Contohnya, pakaian orang yang bekerja di tempat yang kotor. Meskipun sering terkena najis, jika tidak ada bukti nyata, pakaian itu tetap dianggap suci karena berpegang pada hukum asalnya. Namun meskipun suatu benda dianggap suci secara hukum, jika ada kemungkinan besar terkena najis, disunnahkan (dianjurkan) untuk mencucinya. Tujuannya adalah untuk kehati-hatian (ihtiyath).
Ada sebuah pendapat yang menyatakan bahwa "mencuci pakaian baru adalah termasuk bid'ah yang tercela." Namun ini harus dipahami dalam konteks lain. Artinya, mencuci pakaian baru tanpa alasan (hanya karena khawatir najis tanpa dasar yang kuat) adalah bid'ah. Hal ini berbeda dengan mencuci pakaian yang memang dicurigai terkena najis, meskipun itu pakaian baru. Wallohu a'lam. [Subhana Ahmada, doc by alif].
Referensi :
[البكري الدمياطي، إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، 125/1]
(قوله: ذكره شيخنا في شرح المنهاج) أي ذكر معظم ما في هذه القاعدة ونص عبارته. وخرج بالمتيقن نجاسته مظنونها منه، أي طين الشارع، ومن نحو ثياب خمار وقصاب وكافر متدين باستعمال النجاسة، وسائر ما تغلب النجاسة في نوعه فكله طاهر للأصل. نعم، يندب غسل ما قرب احتمال نحاسته. وقولهم: من البدع المذمومة غسل الثوب الجديد، محمول على غير ذلك.
[ابن حجر الهيتمي، تحفة المحتاج في شرح المنهاج وحواشي الشرواني والعبادي، 131/2]
وَخَرَجَ بِالْمُتَيَقَّنِ نَجَاسَتُهُ مَظْنُونُهَا مِنْهُ وَمِنْ نَحْوِ ثِيَابِ خَمَّارٍ وَقَصَّابٍ وَكَافِرٍ مُتَدَيِّنٍ بِاسْتِعْمَالِ النَّجَاسَةِ وَسَائِرِ مَا تَغْلِبُ النَّجَاسَةُ فِي نَوْعِهِ فَكَأَنَّهُ طَاهِرٌ لِلْأَصْلِ نَعَمْ يُنْدَبُ غَسْلُ مَا قَرُبَ احْتِمَالُ نَجَاسَتِهِ وَقَوْلُهُمْ مِنْ الْبِدَعِ الْمَذْمُومَةِ غَسْلُ الثَّوْبِ الْجَدِيدِ مَحْمُولٌ عَلَى غَيْرِ ذَلِكَ.
https://web.facebook.com/groups/piss.ktb/posts/2240314019324727/