PERTANYAAN  :
Haer Ghanonk 
Assalamual aikum 
Wr.Wb
Kepada Ahli Ilmu, Pengganti Aulia - Aulia Allah ...
saya yang awam ingin menanyakan  sesuatu dan tolong jawabannya  !
Bagaimanak ah 
nasib sang ayah  yang selama hidupnya selalu bermaksiat  hingga ajal ..
dan mungkin secara syar'i mati suul khotimah ...
Dan siksaan kubur Mungkin sudah jelas ...
Tapi sang ayah memiliki anak yang Sholeh Sholehah yang selalu 
mendo'akan nya ...?
Pertanyaan  saia ?
Apakah siksa kubur itu Allah Lapangkan ?
Selama Do'a anak - anaknya Mengalir Kepadanya ...
sekian Syukron ..
Wassalamua laikum 
Wr. Wb
JAWABAN :
Alif Jum'an Azend 
wa'alaikum ussalaam..
Secara  teori do'a anak sholeh bermanfaat  [ bisa diharapkan  meringanka n siksa ]  bagi kedua orang tuanya, 
selama kedua orang tuanya tidak melakukan dosa  syirik selama hidupnya. 
Namun realitasny a 
wallohu a'lam. Sehingga  tetaplah mendo'akan  kedua orang tua kita, jika kedua nya 
meninggal dalam  keadaan muslim, betapapun kita melihatnya  banyak melakukan dosa dan  maksiyat selain 
syirik.
Allah  swt berfirman dalam hadits Qudsiy : Wahai Keturunan 
Adam, ketika kau  berharap dan berdoa kepada Ku, kuhapuskan  dosa dosa kalian dan tidak  kupertanya kan lagi, wahai keturunan Adam, walau 
sampai dosamu memenuhi  langit, dan kau mohon ampun pada Ku, kulimpahka n pengampuna n Ku (HR  Ahmad).
عن  أنس رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول - قال
 الله  تعالى : يا بن ادم إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لك على ما كان ولا 
أبالي ,  يا بن ادم لو بلغت ذنوبك عنان السماء ثم استغفرتني غفرت لك , يا 
بن ادم إنك  لو أتيتني بقراب الأرض خطايا ثم لقيتني لا تشرك بي شيئاً 
لأتيتك بقرابها  مغفرة - رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح
Dari  Anas radhiallah u
 'anhu, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah   Shallallah u 'alaihi wa Sallam bersabda : Allah 
ta’ala telah berfirman :  “Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan 
berharap kepada-Ku,  
maka Aku  akan mengampuni 
 dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam,  walaupun dosamu 
sampai setinggi langit, bila engkau mohon ampun  kepada-Ku,  niscaya Aku memberi ampun kepadamu. 
Wahai anak Adam, jika  engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak 
isi bumi, tetapi engkau  tiada menyekutuk an sesuatu dengan Aku, niscaya Aku datang 
kepadamu  dengan (memberi) ampunan sepenuh bumi pula”. (HR. Tirmidzi, 
Hadits hasan  shahih) [Tirmidzi no. 3540]
Banyak  hadits Nabi saw. yang berarti bahwa amalan-ama lan orang yang hidup  bermanfaat  bagi si mayit diantarany a ialah do’a kaum muslimin untuk si  
mayit pada sholat jenazah dan sebagainya  (baca keterangan  sebelumnya )  yang mana do’a ini akan diterima oleh
 Allah swt., pelunasan hutang  setelah wafat, pahala haji, pahala puasa 
 dan sebagainya  (baca 
haditsnya  dihalaman selanjutny a)
 serta do’a kaum muslimin untuk sesama muslimin  baik yang masih hidup 
maupun yang sudah wafat sebagaiman a
 yang tercantum  pada ayat Ilahi Al-Hasyr.1 0 .
Begitu  juga pendapat sebagian golongan yang mengikat hanya 
do’a dari anak  sholeh saja yang bisa diterima oleh Allah swt. adalah 
pikiran yang tidak  tepat baik secara naqli (nash) maupun aqli (akal) 
karena hal tersebut  akan bertentang an
 juga dengan ayat ilahi dan hadits-had its Nabi saw.  mengenai amalan-ama lan serta do’a seseorang yang 
bermanfaat  bagi si  mayit 
maupun bagi yang masih hidup.
Mengapa  dalam hadits ini dicontohka n do’a anak yang sholeh karena dialah 
yang  bakal selalu ingat pada orang tuanya dimana orang-oran g lain telah  melupakan ayahnya. 
Sedangkan anak yang tidak pernah atau tidak mau  mendo’akan  orang tuanya yang telah wafat itu berarti 
tidak termasuk  sebagai anak yang sholeh.
Dari  anak sholeh ini si mayit sudah pasti serta selalu 
(kontinu) menerima  syafa’at darinya. Begitulah yang dimaksud makna dari
 hadits ini, dengan  demikian hadits ini tidak akan berlawanan / berbenturan  maknanya dengan  hadits-had its lain yang menerangka n akan sampainya pahala amalan orang  
yang masih hidup (penebusan 
 hutang, puasa, haji, sholat dan lain-lain)   yang ditujukan kepada simayit. Begitu 
juga mengenai amal jariahnya dan  ilmu yang bermanfaat  selama dua hal ini masih diamalkan oleh 
manusia  yang masih hidup, maka si mayit selalu (kontinu) menerima juga 
syafa’at  darinya.
Kalau  kita tetap memakai penafsiran  golongan pengingkar  yang hanya mem-  batasi do'a dari anak 
sholeh yang bisa sampai kepada mayyit, bagaimana  halnya dengan orang 
yang tidak mempunyai anak? Apakah orang yang tidak  punya anak ini tidak
 bisa mendapat syafa'at/ manfaat
 do'a dari amalan  orang yang masih hidup? Bagaimana do’a kaum muslimin 
pada waktu sholat  jenazah, apakah tidak akan sampai kepada si mayyit? 
Sekali lagi  penafsiran 
 dan pembatasan  hanya 
do'a anak sholeh yang bermanfa’a t
 bagi  si mayyit adalah tafsiran yang salah, karena bertentang an dengan  hadits-had its shohih mengenai amalan-ama lan orang hidup yang bermanfaat   buat si mayyit.
Wallaahu A'lam .
LINK ASAL :