Firman Allah ta’ala, waqaala  alladziina
“Dan  orang-oran
Telah jelas dalam ayat tersebut “law kaana khairan maa sabaquunaa
Entah  bagaimana kaum hasil pengajaran
Dari susunan kata “Lau Kaana Khairan Lasabaquun
Entah  bagaimana pula perkataan “Lau Kaana Khairan Lasabaquun
Berikut kutipan terjemahan
******
Sedangkan  Ahlusunnah
******
Kalau kita kaji kutipan atau paragraf tersebut tidak ada kaitannya dengan (QS al Ahqaaf [46]:11 ).
Belum  ada pihak yang mengkaji kenapa paragraf tersebut bisa ada pada  penafsiran
Perkataan “Lau  Kaana Khairan Lasabaquun
allaa taziru waaziratun
(yaitu) bahwasanya
wa-an laysa lil-insaan
dan bahwasanya
(QS An-Najm [53] ayat 38 dan 39)
Tampak Ibnu Katsir ~rahimahul
Ibnu Katsir  tampak tidak menyatakan
Sungguh,  segala perkara di luar perkara syariat atau di luar apa yang telah  disyariatk
Contoh
Sholawat nariyah, bid’ah yang hukumnya sunnah, berpahala karena bersholawa
Upacara  adat pernikahan
Namun  andaikan ada adat pernikahan
Begitupula
Jadi segala  sikap, perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh kaum muslim yang  tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah
Jika  tidak bertentang
Jika bertentang
Imam Mazhab yang empat yang bertalaqqi
قاَلَ  الشّاَفِعِ
Artinya  ; Imam Syafi’i ra berkata –Segala hal yang baru (tidak terdapat di masa  Rasulullah
Mereka  yang terhasut atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman)
Perantara ini ialah ungkapan yang dilontarka
Subhanalla
Orang yang berkata bahwa  pembagian bid’ah ke yang baik dan 
buruk itu tidak bersumber dari Syari’,  maka pembagian bid’ah ke bid’ah 
diniyyah yang tidak bisa diterima dan  ke duniawiyya
Mereka yang berpendapa
Akhirnya mereka berpendapa
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
 
