Pertanyaan :
Assalamu'alaikum. Apakah benar ungkapan annadzofatu minal iman itu bukan hadits? [Nauruzz Yaman].
Jawaban :
Wa'alaikumussalam. Berikut sedikit paparan
hadits di atas :
قال صلى الله عليه و سلم بني الدين على النظافة // حديث بني الدين على النظافة
لم أجده هكذا وفي الضعفاء لابن حبان من حديث عائشة تنظفوا فإن الإسلام نظيف
وللطبراني في الأوسط بسند ضعيف جدا من حديث ابن مسعود النظافة تدعو إلى الإيمان //
وهو كذلك باطنا وظاهرا قال الله تعالى إنما المشركون نجس تنبيها للعقول على الطهارة
والنجاسة غير مقصورة على الظواهر بالحس فالمشرك قد يكون نظيف الثوب مغسول البدن
ولكنه نجس الجوهر أي باطنه ملطخ بالخبائث
Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda “Agama didasari atas kebersihan”. Tidak ditemukan redaksi haditsnya seperti diatas, yang tertulis dalam
sekumpulan
hadits-hadits dhaifnya Ibn
Hibban dari riwayat ‘Aisyah “Bersihkanlah diri kalian karena islam itu bersih” sedang
riwayat at-Thabraany dengan
sanad yang dhaif dari Ibn Mas’ud dikatakan “kebersihan itu mendatangkan keimanan”. Kebersihan secara lahir
dan bathin memang mendatangkan
keimanan, Allah berfirman “sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, (QS. 9:28) untuk memberi
motifasi agar selalu bersuci, sedang maksud najis tidak hanya terbatas pada
hal-hal yang bersifat lahiriyah semata, kenajisan lahiriyah orang musyrik
terkadang masih bisa tersucikan
namun kenajisan bathiniyah yang
tercampuri oleh perbuatan
tercela (bisakah terhilangkan ?). [Lihat Al-Ihyaa’ I49].
278 – حديث " بني الدين على النظافة " ** لم أجده هكذا ، وفي الضعفاء لابن حبان من حديث عائشة " تنظفوا فإن الإسلام
نظيف " والطبراني في الأوسط بسند ضعيف جدا من حديث ابن مسعود " النظافة من الإيمان
" .
Hadits “Agama didasari atas kebersihan”. Tidak ditemukan redaksi haditsnya seperti diatas, yang tertulis dalam
sekumpulan
hadits-hadits dhaifnya Ibn
Hibban dari riwayat ‘Aisyah “Bersihkanlah diri kalian karena islam itu bersih” sedang
riwayat at-Thabraany dalam kitab
al-Awsaathnya dengan sanad yang
dhaif sekali dari Ibn Mas’ud dikatakan “kebersihan sebagian dari iman”. (Takhriij al-Ahaadits
al-Ihyaa’ I/278).
Wallaahu A'lamu Bis showaab. [Masaji Antoro].