Bismillahirrohmaanirrohiim
Download Aplikasi persembahan PISS-KTB dan Islamuna ๐Ÿ‘‰ Download!

0367. Metode Menentukan Awal Bulan Ramadhan

PENETAPAN AWAL RAMADHAN DENGAN RUโ€™YATULHILAL
Sejak dari bulan Rajab kita sudah melaksanakan doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Sallallahu โ€™Alaihi Wasallam melalui puji-pujian menjelang Shalat Fardhu atau pada saat-saat tertentu yang kita sempatkan untuk membaca-nya. Doa yang dimaksud adalah;
ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุจูŽุงุฑููƒู’ ู„ูŽู†ูŽุง ููู‰ุฑูŽุฌูŽุจูŽ ูˆูŽุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ูŽ ูˆูŽุจูŽุงู„ูุบู’ู†ูŽุง ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ
โ€œYa Allah berilah keberkahan pada kami dibulan rajab, bulan syaโ€™ban dan sampaikanlah kami di bulan Ramadhanโ€
Alhamdulillah, pada kesempatan ini, doa kita dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala. Kita akhrnya bisa sampai pada Bulan Suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah, penuh ampunan dan bulan di mana pahala dilipatgandakan. Di dalam doa tersebut tersirat makna; 2 (dua) bulan sebelum Ramadhan, Kita sudah mengharap dan mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya Ramadhan bulan yang suci dan mulia. Dengan harapan kita termasuk golongan orang-orang dalam Hadis Rasulullah SAW dinyatakan;
ู…ูŽู†ู’ ููŽุฑูŽุญูŽ ุจูุฏูุฎููˆู’ู„ู ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุญูŽุฑู‘ูŽู…ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฌูŽุณูŽุฏูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ูู‘ูŠู’ุฑูŽุงู†ู’
โ€œBarang siapa yang senang dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah SWT mengharamkan jasad orang tersebut atas api nerakaโ€
Lantas kapan saatnya Bulan Ramadhan tiba? Pertanyaan ini penting untuk dikemukakan untuk menambah wawasan keilmuan dan memperkuat keyakinan kita. Seperti dinyatakan oleh Jumhurul Ulama; mereka sepakat bahwa penetapan awal Ramadhan itu dilakukan dengan salah satu dari 2 (dua) cara, yaitu;
ยงDihitung dengan (melihat) hilal (tanggal) bulan Ramadhan, bila tidak ada yang menghalangi pandangan seperti mendung, awan, asap, debu dll.
ยงDengan menyempurnakan bulan Syaโ€™ban 30 hari, bila tanggal 29 syaโ€™ban ada penghalang Ruโ€™yatul hilal.
Hal ini berdasar hadis Nabi Muhammad SAW :
ุตููˆู’ู…ููˆู’ุง ู„ูุฑูุคู’ูŠูŽุชูู‡ู ูˆูŽุงูŽูู’ุทูุฑููˆู’ุง ู„ูุฑูุคู’ูŠูŽุชูู‡ู ููŽุงูู†ู’ ุบูู…ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ููŽุงูŽูƒู’ู…ูู„ููˆู’ุง ุนูุฏู‘ูŽุฉูŽ ุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ูŽ ุซูŽู„ุงูŽุซููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู‹ุง
โ€œBerpuasalah kalian apabila melihat bulan, dan berbukalah (berhari raya-lah) kalian, apabila telah melihat bulan. Namun jika pandanganmu terhalang oleh awan, maka sempurnakan bulan syaโ€™ban itu sampai dengan 30 hariโ€. (HR. Bukhori)
Dalam keyakinan kita, Ruโ€™yah adalah Pegangan dan Pedoman yang diyakini untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, seseorang dilarang memulai puasa ataupun mengakhirinya sebelum ada keputusan hasil Ruโ€™yah, sebagai mana sabda Rasulullah SAW :
ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏูุงู„ู„ู‡ู ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ุงูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‰ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฐูŽูƒูŽุฑูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ุงูŽ ุชูŽุตููˆู’ู…ููˆู’ุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูŽุฑูŽูˆุง ุงู„ู‡ูู„ุงูŽู„ูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ุชููู’ุทูุฑููˆู’ุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูŽุฑูŽูˆู’ู‡ู ููŽุงุกูู†ู’ ุบูŽู…ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ููŽุงู‚ู’ุฏูุฑููˆู’ุง ู„ูŽู‡ู (ุตุญูŠุญ ุงู„ุจุฎุงุฑู‰)
โ€œDari Abdullah Bin Umar RA. Bahwa suatu ketika Rosululloh bercerita tentang bulan Ramadhan. Rosul bersabda : janganlah kalian berpuasa sehingga kamu melihat bulan dan janganlah kamu berbuka (hari raya) sampai kamu melihat bulan, namun jika pandanganmu tertutup mendung, maka perkirakanlah jumlah harinyaโ€ (HR. Bukhari)
Kalaupun ada golongan atau kelompok lain di negara Kita yang menggunakan selain Ruโ€™yah Al - Hilal dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan, itu lebih dikarenakan kurang tepat dalam menempatkan dan mempedomani Hujjah/Dalil semisal Hadis Rasulullah SAW :
ุนูŽู†ู’ ุงูุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠูู‘ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุงูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงูŽู†ู‘ูŽุง ุงูู…ู‘ูŽุฉูŒ ุงูู…ูู‘ูŠู‘ูŽุฉูŒ ู„ุงูŽ ู†ูŽูƒู’ุชูŽุจูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ู†ูŽุญู’ุณูุจูŒ ุงูŽู„ุดู‘ูŽู‡ู’ุฑู ู‡ูŽูƒูŽุฐูŽุง ูˆูŽู‡ูŽูƒูŽุฐูŽุง ูŠูŽุนู’ู†ูู‰ ู…ูŽุฑู‘ูŽุฉู‹ ุชูุณู’ุนูŽุฉู‹ ูˆูŽุนูุดู’ุฑููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽู…ูŽุฑู‘ูŽุฉู‹ ุซูŽู„ุงูŽุซููŠู’ู†ูŽ
โ€œDari Ibnu Umar RA. Dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda, kami adalah umat yang tidak dapat menulis dan berhitung satu bulan itu seperti ini. Seperti ini maksudnya : satu saat berjumlah 29 hari dan pada waktu lain 30 hariโ€. (HR. Bukhari).
Hadis di atas dijadikan landasan untuk melemahkan metode Ruโ€™yah al Hilal sebagai mana yang kita yakini. Dalam pemahaman mereka, Rasulullah SAW menggunakan Ruโ€™yah, karena dizaman Rasul Muhammad SAW, belum mampu melakukan Hisab / perhitungan. Oleh karenanya, bagi mereka, metode Ruโ€™yah Al Hilal sudah tidak relevan lagi di zaman sekarang yang serba bertehnologi canggih ini di mana Metode Hisab (Penentuan awal Ramadhan dengan Metode Perhitungan) di dukung oleh dan didasarkan pada hitungan berbasis Komputer.
Pemahaman tersebut sungguh belum bisa diterima karena kenyataannya di zaman Rasulullah SAW, telah ada Sahabat-Sahabat yang mahir Ilmu Hisab terutama seperti sahabat Ibnu Abas RA. Kita meyakini dan mengikuti; bahwa Ruโ€™yah Al Hilal cara yang diajarkan, dianjurkan dan yang telah dilaksanakan Rasulullah dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan; bukan dengan Hisab, atau malah dengan mengikuti keputusan Negara lain yang berbeda Matlaโ€™.
Hadis tentang Ruโ€™yah Al Hilal dikukuhkan oleh para Ulama NU sebagai sebuah Keputusan yang WAJIB diikuti oleh Warga NU. Maka, Berdasarkan Keputusan Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama Tahun 1987 di PP Al Ihya Ulumaddin Kesugihan, ditetapkan bahwa: warga NU/ Warga Nahdliyyin mengawali Puasa Romadlon dan Idul Fitri berdasarkan Rukyat bil Fiโ€™li / Ruโ€™yah Al Hilal dan atau Istikmal jika proses Ruโ€™yah Al Hilal tidak dicapai karena terhalang awan/mendung, serta mengikuti Hasil Sidang Itersebutat oleh Pemerintah RI, juga berdasarkan Rukyatul Hilal.

Jika Pemerintah RI ternyata menetapkan Awal Ramadhan dan atau Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha berdasarkan Hisab semata dan bukan berdasarkan Ruโ€™yatul Hilal atas dasar Sumpah terhadap Dua Orang Saki atau lebih, seperti pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, maka Warga NU tidak Wajib mengikutinya. Artinya, demi menjaga keyakinan yang kita anut, Warga NU tetap melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan dan Merayakan Idul Fitri tetap berdasarkan hasil Ruโ€™yatul Hilal. [Irsyad Rezpector La'nus]