Bismillahirrohmaanirrohiim
Download Aplikasi persembahan PISS-KTB dan Islamuna 👉 Download!

6007. Perbedaan Pendapat Ulama Dalam Masalah Penyembelihan Hewan

PERTANYAAN :

 
السلام عليكم..
Adakah yang bisa memberi referensi khilafiyah 4 madzhab tentang menyembelih hewan ? Terutama masalah قطع الحلقوم والمريئ [Shugeng Rawoeh].

JAWABAN :

Wa alaikumus salaam waromatullohi wabarokaatuh. Hakekat menyembelih adalah memotong urat-urat leher semuanya, atau sebagiannya tergantung perbedaan madzhab.
Urat-urat leher ada 4 yaitu hulqum (jalur nafas), mari' (jalur makanan dan minuman, tempatnya di bawah hulqum) dan dua urat yang di sekitar hulqum dan mari' dinamakan dengan wadajain.
Ketika keempat urat itu terpotong, maka penyembelihan telah sempurna. Jika terpotong sebagian saja dan sebagian lainnya tdk terpotong, maka hukumnya khilaf antar ulama'
Menurut syafi'iyah dan hanabilah, jika hulqum (jalur nafas) dan mari' (jalur makanan dan minman) telah terpotong sempurna maka hukumnya halal, karena yang dimaksud penyembelihan adalah menghilangkan sifat hidup, dan biasanya tidak akan bisa hidup setelah terpotong kedua urat tersebut.
Sedangkan jika wadajain saja yang terpotong maka terkadang masih bisa hidup karena wadajain seperti urat-urat lainnya (yang ada di tubuh), berbeda dengan hulqum dan mari', jika keduanya terpotong maka tidak akan bisa hidup lagi.
Menurut abu hanifah, ketika kebanyakan urat leher telah terpotong, yaitu 3 urat (bebas, urat mana saja dari ke 4 urat tadi ) maka telah halal. karena banyak itu hukumnya sama dengan semua terhadap hal yang di dasarkan atau keluasan dalam ushul sya'ri, sedangkan penyembelihan itu didasarkan atas keluasan, sekira cukup dengan sebagian besarnya tanpa ada khilaf antar jumhur ulama'.
Abu yusuf (hanafiyah) berkata : " tidak halal hingga hulqum, mari' dan salah satu wadajain terpotong, karena setiap urat-urat leher itu punya maksud tersendiri yang berbeda dengan yang lainnya, hulqum adalah jalur nafas, mari' adalah jalur makanan dan wadajain keduanya adalah jalur darah. jika salah satu wadajain terpotong maka maksud pemotongan sudah terpenuhi untuk keduanya, dan jika hulqum atau mari' tidak terpotong maka maksud pemotongan yang satu tidak bisa memenuhi maksud pemotongan yang lainnya."
Muhammad (hanafiyah) berkata : "tidak halal hingga kebanyakan dari setiap urat yg empat itu terpotong, karena ketika kebanyakan dari setiap urat yang empat itu terpotong maka maksud dari penyembelihan telah berhasil yaitu keluarnya darah."
Malikiyah berkata : " ketika semua hulqum (jalur nafas) dan wadajain terpotong maka halal, tidak cukup hanya sebagian hulqum saja beserta semua wadajain menurut pendapat yang ashoh"
Dalam satu riwayat dari imam ahmad, disyaratkan memotong keempat urat leher, pendapat ini dipilih oleh Abu Bakar, ibnul bana, muhammad al jauzi dan selain mereka. Dalil mereka bahwa memotong keempat urat itu telah menjadi kesepakatan sedangkan memotong sebagian urat tadi masih menjadi khilaf / perselisihan, asalnya adalah haram maka tidak bisa pindah menjadi halal kecuali dengan keyakinan (kalaau masih khilaf berarti belum manjdi keyakinan). Pendapat ini dikuatkan dengan haditsnya ibnu abbas dan abuhurairoh bahwa Nabi shollallohu alihi wasallam melarang tali setan, yaitu hewan yang disembelih yang terpotong hanya kulitnya saja. Wallohu a'lam. [Nur Hamzah, Mul Anto].

Referensi :

~Al Mausu'ah Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah :
حقيقة الذبح قطع الأوداج كلها أو بعضها في الحلق على حسب اختلاف المذاهب . وبيان ذلك أن الأوداج أربعة وهي : الحلقوم ، والمريء ، والعرقان اللذان يحيطان بهما ويسميان " الودجين " . فإذا فرى ذلك كله فقد أتى بالذكاة بكمالها . وإن فرى بعضا دون بعض ففيه خلاف .
فذهب الشافعية والحنابلة إلى أنه إذا قطع الحلقوم والمريء حل إذا استوعب قطعهما ، لأن الذبح إزالة الحياة ، والحياة لا تبقى بعد قطعهما عادة وقد تبقى بعد قطع الودجين إذ هما عرقان كسائر العروق والحياة لا تبقى بعد قطع عرقين من سائر العروق .
وقال أبو حنيفة : إذا قطع أكثر الأوداج ، وهو ثلاثة منها - أي ثلاثة كانت - وترك واحدا حل ، لأن للأكثر حكم الجميع فيما بني على التوسعة في أصول الشرع ، والذكاة بنيت على التوسعة حيث يكتفى فيها ببعض بلا خلاف بين الجمهور ، وإنما اختلفوا في الكيفية فيقام الأكثر فيها مقام الجميع .
وقال أبو يوسف : لا يحل حتى يقطع الحلقوم والمريء وأحد العرقين ، لأن كل واحد من العروق يقصد بقطعه غير ما يقصد به الآخر ، إذ الحلقوم مجرى النفس ، والمريء مجرى الطعام ، والودجان مجريان للدم ، فإذا قطع أحدهما حصل بقطعه المقصود منهما ، وإذا ترك الحلقوم أو المريء لم يحصل بقطع ما سواه المقصود من قطعه .
وقال محمد : لا يحل حتى يقطع من كل واحد من الأربعة أكثره ، لأنه إذا قطع الأكثر من كل واحد من الأربعة ، فقد حصل المقصود بالذبح وهو خروج الدم ، لأنه يخرج به ما يخرج بقطع الجميع .
وقال المالكية : إذا قطع جميع الحلقوم والودجين حل ، ولا يكفي نصف الحلقوم مع جميع الودجين على الأصح .
وفي رواية عن أحمد يشترط قطع الأوداج الأربعة ، اختارها أبو بكر وابن البنا وأبو محمد الجوزي وغيرهم ، وحجتهم أن قطع الأعضاء الأربعة مجمع عليه وقطع بعضها مختلف فيه، والأصل التحريم فلا يعدل عنه إلا بيقين ، ويؤيد ذلك حديث ابن عباس وأبي هريرة : « نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن شريطة الشيطان » وهي التي تذبح فيقطع الجلد ولا تفرى الأوداج .

[ابن رشد الحفيد، بداية المجتهد ونهاية المقتصد، 208/2]
ولم يختلف المذهب في أن الشرط في قطع الودجين هو استيفاؤهما. واختلف في قطع الحلقوم على القول بوجوبه، فقيل: كله، وقيل: أكثره. وأما أبو حنيفة، فقال: الواجب في التذكية هو قطع ثلاثة غير معينة من الأربعة: إما الحلقوم والودجان، وإما المريء والحلقوم وأحد الودجين، أو المريء والودجان. وقال الشافعي: الواجب قطع المريء والحلقوم فقط. وقال محمد بن الحسن: الواجب قطع أكثر كل واحد من الأربعة.

LINK ASAL :
web.fb.com/groups/piss.ktb/3743924895630291/