Karya : Al Habib Abdullah
Alwi Al Haddad
فصلٌ
اِعلم
أنّ أوّل الطريق باعثٌ قويّ يُقذف في قلب العبد يُزعجه ويُقْلقه ويَحثُّه على
الإقبال على الله والدّارِ الآخرة، وعلى الإعراض عن الدُّنيا وعمّا الخَلْقُ
مشغولون به مِن عَمارَتِها وجَمعِها والتَّمَتُّع بشهواتِها والاغتِرارِ
بِزخَارِفها. وهذا الباعِثُ مِن جنود الله الباطِنة، وهو مِن نَفحاتِ العِناية
وأعلامِ الهِدايَة، وكثيراً ما يُفتَح بهِ على العبْدِ عِند التَخْويف والتّرغيب
والتّشويق، وعِند النّظَرِ إلى أهل الله تعالى والنّظَرِ منهم، وقد يقعُ بِدون
سببٍ.
Ketahuilah bahwa jalan yang
pertama-tama harus ditempuh adalah mengeluarkan dorongan yang kuat dihati untuk
berminat dan mengajak untuk menuju Allah Ta'ala dan menuju jalan ke Akherat,
serta menomor duakan dunia, dari segala yang biasanya dikejar manusia
kebanyakan. Seperti mengumpulkan menumpuk kekayaan, bersenang-senang menurut
hawa nafsunya, serta bermegah-megahan, dalam tindakan dan
kemewahannya.
Dorongan ini merupakan
rahasia-rahasia Tuhan yang dilimpahkan ke dalam hati hamba-Nya, itulah yang
dikatakan inayah Tuhan dan tanda-tanda petunjuk-Nya, sering inayah serupa di
limpahkan ke dalam hati hambanya dikala dalam ketakutan atau menggembirakan atau
timbulnya kerinduan terhadap Zat-Nya, ataupun ingin mengadakan pertemuan dengan
para wali Allah, atau sewaktu mendapatkan nasehat atau pandangan dari mereka.
Adakalanya dorongan tersebut tanpa ada sesuatu sebab tertentu.
والتّعرُّضُ
للنَّفحات مأمورٌ به ومُرغَّبٌ فيه والانتِظار والاِرتِقاب بدون التَّعرُّض ولزوم
الباب حُمقٌ وغَباوةٌ.
كيف
و قد قالَ عليه الصّلاةُ والسّلام: " إنَّ لِرَبّكم في أيّام دهركُم نفحاتٍ ألاَ
فتَعرّضوا لها".
ومَن
أكرَمه الله بهذا الباعِث الشَّريف فَليَعرِف قَدرَهُ المُنيف، وَلْيَعلَم أنّهُ
مِن أعظَم نِعَم الله تعَالى عليه التي لا يُقدّرُ قَدرُها ولا يُبْلَغُ شُكرُها
فَلْيُبالِغ في شُكر الله تعالى على ما منَحه وأوْلاهُ، وخصّه به مِن بين أشكالِه
وأقرانِه فَكم مِن مُسلمٍ بلَغَ عُمرُه ثمانين سنَةً وأكثر لم يجد هذا الباعِث ولم
يطْرُقْهُ يوماً مِن الدّهر.
Adapun cita-cita
untuk-mendapatkan dorongan serupa itu, memang diharuskan dan digalakkan. Akan
tetapi bercita-cita saja tanpa berusaha untuk meningkatkan dan mendapatkannya,
itu satu keputusan yang bodoh, yang menunjukkan orang yang berharap atau
bercita-cita saja tanpa amal, sangat bodoh sekali, bukankah Rasul SAW pernah
bersabda ; " Sesungguhnya Tuhan telah menyediakan berbagai kelimpahan pada
setiap manusia, maka hendaklah kamu menuntutnya "
Siapa yang telah
mendapatkan penghargaan dari Allah Rabbul Alamin dengan dorongan yang Mulia ini,
hendaklah ia menyediakan dirinya pada tempat yang sesuai. dan hendaklah ia tahu
bahwa karunia Allah Ta'ala ini, adalah nilai yang paling tinggi di antara
nikmat-nikmat yang lain. Dan tak dapat dinilai derajatnya, dan tidak dapat
dibandingkan dengan apapun. Kesyukuran atas nikmat-Nya, maka hendaklah
melipatgandakan kesyukuran-mu terhadap Allah Ta'ala atas nikmat yang besar yang
telah diberikan kepadamu.
Dipilih dan diutamakan
diantara orang-orang yang setaraf dengan rekan-rekan yang berjuang yang telah
mendapatkan nikmat.
Sangat banyak orang-orang
Islam yang mencapai usia delapan puluh tahun atau lebih akan tetapi ia masih
belum dikaruniakan dorongan serupa dan hatinya tidak pernah terketuk oleh
rahasia bathinnya seharipun.
وعلى
المُريد أن يجتهد في تَقْويَته وحِفظِه وإجابَته -أعني هذا الباعِث- فَتقوِيَته
بالذّكر لله، والفِكر فيما عِند الله، والمُجالسة لأهل الله، وحِفظِه بالبُعد عَن
مُجالسة المحجوبين والإعراضِ عَن وَسوَسة الشياطين، وإجابَتهِ بأن يُبادر بالإنابة
إلى الله تعالى، ويَصْدُقَ في الإقبالِ على الله، ولا يَتَوَانى ولا يُسوِّف ولا
يَتَباطَأ ولا يُؤَخِّر وقد أمكنَتْه الفُرصةُ فلْيَنتهِزها، وفُتِح له الباب
فلْيَدخُل، ودَعاه الدّاعي فليُسرع
Seorang murid harus rajin
berusaha untuk meperkokoh, memelihara dan menuruti ajakan dorongan bathin
tersebut. Cara untuk memperkokohnya ialah dengan memperbanyak mengingat Allah
Ta'ala (dzikir), merenung dan memperhatikan segala kekuasaan Allah Ta'ala, dan
senantiasa dekat dan berdampingan dengan wali Allah.
Cara lain memeliharanya
dengan menjauhkan diri dari berkumpul bersama-sama orang-orang yang tidak
bermanfaat dalam agama, dan menjauhkan segala was-was dan tipu daya
syaitan.
Yang terakhir dengan cara
menuruti ajakannya ialah berlomba-lomba kembali kejalan Allah, berlaku benar
dalam menghadapi segala perintah-Nya, tidak bermalas-malasan dan tidak
menunda-nunda serta tidak pula melambat-lambatkannya.
Bahkan apabila sampai pada
masanya hendaklah ia menunaikan, dan apabila terbuka pintu kebajikan hendaklah
ia masuk tanpa banyak berpikir, dan apabila diseru untuk berbakti hendaklah
bergegas.
وَلْيحذَر
مِن غدٍ بعد غدٍ فإنّ ذلك مِن عمَل الشّيطان، ولْيُقبل ولا يَتَثبّط ولا يتَعلَّل
بِعَدم الفَراغ وعدم الصّلاحِيّة.
قال
أبو الرّبيع رحِمه الله: سِيروا إلى الله عُرْجاً وَمَكَاسِير ولا تَنتَظروا
الصِّحة فإنّ انتظار الصِّحة بَطالَةٌ.
وقال
ابنُ عطاءِ الله في الحِكم: إحالَتُك العَمَل على وُجود الفراغِ مِن رُعوناتِ
النّفوس.
Hendaklah berhati-hati atas
ucapan besok atau lusa, sebab yang demikian itu adalah hasutan syaitan. Malah
hendaklah ia terus-menerus mengerjakan segala amal baik itu dengan segera, tidak
ditangguh-tangguhkan atau mencari-cari alasan karena tidak ada waktu, atau belum
masanya untuk beramal dan sebagainya.
Berkata Abur Robi'
Rahimahullah : " Tujukan dirimu ke jalan Allah dalam keadaan tampan atau cacat
diri, jangan sekali-kali menunggu waktu sehat saja, karena menunggu waktu sehat
itu adalah merugikan."
Berkata Ibnu Atha'illah
dalam kitabnya Al-Hikam : "menangguh-nangguhkan sesuatu amalan hingga adanya
peluang, menandakan kebodohan jiwa". Wallohu a'lam. [Terjemah Oleh :
Ust. Nur
Hamzah
].
LINK ASAL :
www.fb.com/notes/1600710506618418/