PERTANYAAN 
:
Assalamu'alaikum, dalam 
kitab Sullam at Taufiq disebutkan : termasuk maksiyat lisan adalah minta harta 
atau pekerjaan pada orang kaya. Pertanyaan : bagaimana dengan melamar pekerjaan 
? syukron 'ala ihtimamikum. [Lina 
Oktavia].
JAWABAN 
: 
Wa'alaikumsalam. Agama 
Islam menjaga kemulyaan seorang muslim, menjaga pemeluknya dari tidak memiliki 
rasa malu dengan menjalani kehinaan dan kerendahan, Islam melarang pemeluknya 
meminta-minta karenanya saat seseorang merendahkan dirinya atau merengek-rengek 
dalam permintaan baik saat meminta harta atau pekerjaan seperti pertanyaan 
diatas maka tidak diperbolehkan dan tergolong maksiat lisan.
Berbeda dengan lamaran 
pekerjaan karena penilaiannya tergantung pada sisi kecakapan, keahlian, 
profesionalitas maka tidak tergolong maksiat lisan di atas.
- Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah 
:
9 
- يحرص الإسلام على حفظ كرامة المسلم ، وصون نفسه عن الابتذال والوقوف بمواقف الذل 
والهوان ، فحذر من التعرض للصدقة بالسؤال ، أو بإظهار أمارات الفاقة ، بل حرم 
السؤال على من يملك ما يغنيه عنها من مال أو قدرة على التكسب ، سواء كان ما يسأله 
زكاة أو تطوعا أو كفارة ، ولا يحل له أخذ ذلك إن أعطي بالسؤال أو إظهار الفاقة . 
قال الشبراملسي : لو أظهر الفاقة وظنه الدافع متصفا بها لم يملك وَفِي شَرْحِ 
مُسْلِمٍ وَغَيْرِهِ : مَتَى أَذَلَّ نَفْسَهُ أَوْ أَلَحَّ فِي السُّؤَالِ أَوْ 
آذَى الْمَسْئُولَ حُرِّمَ اتِّفَاقًا وَإِنْ كَانَ مُحْتَاجًا كَمَا أَفْتَى بِهِ 
ابْنُ الصَّلَاحِ ، وَفِي الْإِحْيَاءِ : مَتَى أَخَذَ مَنْ جَوَّزْنَا لَهُ 
الْمَسْأَلَةَ عَالِمًا بِأَنَّ بَاعِثَ الْمُعْطِي الْحَيَاءِ مِنْهُ أَوْ مِنْ 
الْحَاضِرِينَ وَلَوْلَاهُ لَمَا أَعْطَاهُ فَهُوَ حَرَامٌ إجْمَاعًا وَيَلْزَمُهُ 
رَدُّهُ .ما أخذه ، لأنه قبضه من غير رضا صاحبه ، إذ لم يسمح له إلا على ظن الفاقة 
. (1) لقوله صلى الله عليه وسلم : من سأل الناس وله ما يغنيه جاء يوم القيامة 
ومسألته خموش ، أو خدوش ، أو كدوح قيل : يا رسول الله ، وما يغنيه ؟ قال : خمسون 
درهما أو قيمتها من الذهب (2) وعنه صلى الله عليه وسلم : إذا سألت فاسأل الله ، 
وإذا استعنت فاستعن بالله (3) وقال عليه الصلاة والسلام : لا ينبغي للمؤمن أن يذل 
نفسه . (4) أما إن كان محتاجا إلى الصدقة ، وممن يستحقونها لفقر أو زمانة ، أو عجز 
عن الكسب فيجوز له السؤال بقدر الحاجة ، وبشرط أن لا يذل نفسه ، وأن لا يلح في 
السؤال ، أو يؤذي المسئول ، ولم يعلم أن باعث المعطي الحياء من السائل أو من 
الحاضرين ، فإن كان شيء من ذلك فلا يجوز له السؤال وأخذ الصدقة وإن كان محتاجا 
إليها ، ويحرم أخذها ، ويجب ردها إلا إذا كان مضطرا بحيث يخشى الهلاك إن لم يأخذ 
الصدقة ، لحديث : لا ينبغي للمؤمن أن يذل نفسه . فإن خاف هلاكا لزمه السؤال إن كان 
عاجزا عن التكسب . فإن ترك السؤال في هذه الحالة حتى مات أثم لأنه ألقى بنفسه إلى 
التهلكة ، والسؤال في هذه الحالة في مقام التكسب ؛ لأنها الوسيلة المتعينة لإبقاء 
النفس ، ولا ذل فيها للضرورة ، والضرورة تبيح المحظورات كأكل الميتة . 
(1)
__________
(1) 
نهاية المحتاج 6 / 169 ، كشاف القناع 2 / 273 ، الاختيار لتعليل المختار 4 / 175 - 
176
(2) 
حديث : " من سأل الناس وله ما يغنيه جاء يوم القيامة " . أخرجه الترمذي ( 3 / 32 - 
ط الحلبي ) من حديث ابن مسعود ، وقال : حديث حسن .
(3) 
حديث : " إذا سألت فاسأل الله " . أخرجه الترمذي ( 4 / 667 - ط الحلبي ) . من حديث 
ابن عباس ، وقال : حديث حسن صحيح .
(4) 
حديث : " لا ينبغي للمؤمن أن يذل نفسه " . أخرجه الترمذي ( 4 / 523 - ط الحلبي ) من 
حديث حذيفة ، وقال أبو حاتم الرازي : هذا حديث منكر . كذا في علل الحديث ( 2 / 138 
- ط السلفية )
(1) 
نهاية المحتاج 6 / 169 ، كشاف القناع 2 / 273 ، والاختيار 4 / 176 .
Islam menjaga kemulyaan 
seorang muslim, menjaga pemeluknya dari tidak memiliki rasa malu dengan 
menjalani kehinaan dan kerendahan, Islam melarang pemeluknya meminta-minta 
sedekah atau dengan menampakkan tanda-tanda kepapaan bahkan diharamkan 
meminta-minta (baca mengemis-pent) bagi orang yang memiliki kecukupan baik 
berupa harta atau kemampuan untuk bekerja dalam dirinya baik yang ia minta 
berupa harta zakat, harta sedekah ataupun harta kaffaarat (denda) dan tidak 
dihalalkan baginya mengambilharta tersebut bila pemberiannya karena unsur 
meminta-minta atau menampakkan kemiskinan.
Sedang bagi orang yang 
memang benar-benar membutuhkan sedekah, ia pun berhak memilikinya karena 
kemiskinan atau kelemahannya atau karena ketidakmampuannya bekerja maka 
diperbolehkan meminta-meminta sekedar memenuhi kebutuhannya (bukan dalam rangka 
memperkaya diri) dan dengan syarat tidak merendahkan dirinya saat meminta, tidak 
merengek-rengek saat meminta, tidak menyakitkan yang dia mintai serta tidak 
mengetahui bahwa hal yang mendorong pemberi saat bersedekah karena rasa malu 
padanya atau pada orang-orang lainnya maka meminta dengan ketentuan-ketentuan 
tersebut diperbolehkan, namun bila tidak memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut 
tidak diperbolehkan, mengambil sedekahnya juga diharamkan meskipun ia dalam 
kondisi sangat memerlukan, baginya wajib mengembalikan harta yang terlanjur ia 
terima kecuali ia dalam kondisi darurat yang dapat mengancam jiwanya bila tidak 
memanfaatkan harta sedekah tersebut berdasarkan hadits :“Tidak semestinya bagi 
seorang muslim merendahkan dirinya”. [ Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah 24/95 
].
وَفِي 
شَرْحِ مُسْلِمٍ وَغَيْرِهِ : مَتَى أَذَلَّ نَفْسَهُ أَوْ أَلَحَّ فِي السُّؤَالِ 
أَوْ آذَى الْمَسْئُولَ حُرِّمَ اتِّفَاقًا وَإِنْ كَانَ مُحْتَاجًا كَمَا أَفْتَى 
بِهِ ابْنُ الصَّلَاحِ ، وَفِي الْإِحْيَاءِ : مَتَى أَخَذَ مَنْ جَوَّزْنَا لَهُ 
الْمَسْأَلَةَ عَالِمًا بِأَنَّ بَاعِثَ الْمُعْطِي الْحَيَاءِ مِنْهُ أَوْ مِنْ 
الْحَاضِرِينَ وَلَوْلَاهُ لَمَا أَعْطَاهُ فَهُوَ حَرَامٌ إجْمَاعًا وَيَلْزَمُهُ 
رَدُّهُ .
Dalam Syarh Muslim dan 
lainnya disebutkan “Saat seseorang merendahkan dirinya atau merengek-rengek 
dalam permintaan atau menyakiti yang dia mintai maka haram menurut kesepakan 
Ulama meskipun ia dalam kondisi butuh seperti yang difatwakan oleh Ibn 
as-Sholaah”Dalam Kitab al-Ihyaa’ disebutkan “Bila seseorang mengambil pemberian 
dari orang yang memberi sementara ia tahu pendorong hati sang pemberi saat 
memberikan sesuatu didasari perasaan malu padanya atau pada orang-orang yang 
hadir, bila tanpa perasaan tersebut sang pemberi tidak akan memberinya maka 
haram mengambilnya menurut kesepakatan ulama dan pemberiannya wajib 
dikembalikan. [ Hasyiyah as-Syibro Malisy 14/34 ]. 
Melamar pekerjaan bukan 
sesuatu yang tercela, bahkan jika suatu pekerjaan itu sesuai dengan kualifikasi 
kita, kita dianjurkan untuk memintanya.
قال 
اجعلني على خزائن الأرض إني حفيظ عليم
Berkata Yusuf: "Jadikanlah 
aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai 
menjaga, lagi berpengetahuan." (Yusuf : 55).
Dalam tafsirnya Imam 
al-Qurthuby menjelaskan makna ayat ini, salah satunya : Yang ketiga : ayat ini 
menunjukkan kebolehan seseorang untuk melamar pekerjaan yang mana ia ahli di 
bidang itu.
الثالثة 
: ودلت الآية أيضا على جواز أن يخطب الإنسان عملا يكون له أهلا
Wallaahu A'lamu Bis 
Showaab. [Masaji 
Antoro, Oshish Al-Fathawi].
Link Diskusi :
www.fb.com/groups/piss.ktb/364886586867489/