Oleh AghitsNy Robby
1.
SECARA HAKIKAT DAN AQIDAH
Di antara yang wajib kita
yakini adalah Segala sesuatu yang baik maupun yang buruk (menurut ukuran kita),
semuanya adalah perbuatan Allah SWT. Kayanya manusia, miskinnya, cantiknya,
jeleknya, baiknya, jahatnya, semua itu terjadi pada hakikatnya dengan irodat
& qudrot-Nya. Firman Allah SWT suroh As-Shoffat ayat 96 :
و
الله خلقكم وما تعملون
“Dan Allahlah yang telah
menciptakan kamu dan apa-apa yang kamu perbuat.”
MASALAH : Jika seluruh perbuatan
hamba itu terjadi dengan kehendak Allah, bkan berarti si hamba itu majbur
(terpaksa) pada seluruh perbuatannya? Mengapa Allah minta pertanggungjawaban
amal si hamba?
JAWABAN : Si hamba tidaklah tulen
terpaksa atau majbur pada seluruh perbuatanya, karena ia mempunyai IRODAH
JUZ’IYYAH (kehendak lokal) yang dengan ini ia mampu tuk memalingkan kehendaknya
kearah kebaikan & kearah kejahatan, dan ia juga mempunyai akal tuk
membedakan antara yang baik & yang buruk. Jika ia palingkan kehendaknya itu
kepada kebaikan maka ia di beri pahala karena dzohir kebaikan itu atas usahanya,
jika ia palingkan kehendaknya itu kepada kejahatan disiksalah ia karena dzohir
kejahatan itu atas usahanya.
MASALAH : Jika ada hamba yang
dibuat-Nya baik lalu diberikan pahala & surga , ada juga hamba yang
dibuat-Nya buruk lalu ditimpakan siksa, bukankah itu berarti Allah ga adil
(dzolim) kepada hamba-Nya?
JAWABAN : Kita semua ini milik
Allah, Kepunyaan Allah, Allah bisa berbuat apapun terhadap milik-Nya sesuai
dengan kehendak-Nya, kalau kita punya 2 ekor ayam, yang 1 disembelih yang 1 lagi
dipelihara, apa bisa kita disebut dzolim..? ow..tidak, karena kita yang punya
& kita bebas tuk melakukan apapun terhadap yang kita miliki. Oh..,kalo
begitu kita boleh donk..mematah2kn kaki ayam ini & menyabungnya..??
waduuh…kita ga boleh mematah-matahkn kaki ayam ini & menyabungnya walaupun
punya kita..karena kita dilarang oleh agama, kita terikat dengan peraturan &
undang-undang.
Lain halnya dengan Allah,
Allah ga bisa disebut dzolim dengan kehendak-Nya seperti membuat penyakit tuk
anak2 kecil yang ga berdosa , bencana alam yang ga selamanya menimpa orang2
bersalah,dll, KARENA Allah tidak terikat dengan suatu peraturan & undang2,
sehingga Ia bisa disebut dzolim. Perbuatan-Nya adalah absolute,mutlak, dan SEMUA
TASHORRUF-NYA ADALAH PADA TEMPATNYA & MENGANDUNG HIKMAH, walaupun terkadang
hikmahnya itu belum terjangkau oleh kemampuan berfikirnya manusia. Allah Maha
Adil & Maha Suci daripada perbuatan Dzolim. Firman Allah suroh Yunus ayat
44:
ان
الله لا يظلم الناس شيئا و لكن الناس انفسهم يظلمون
“sesungguhnya Allah tidak
berbuat dzolim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang
berbuat dzolim kepada diri mereka sendiri”
MASALAH : kalau semuanya sudah
Allah yang ngatur dan sudah di taqdirkan, mengapa kita harus cape2
berdo’a?
JAWABAN : Do’a itu adalah ibadah
& perintah Allah, tentu dengan berdo’a kita mndapatkan pahala dari Allah.
Lalu.. ayo kita liat kitab Al-Adzkar Lin Nawawy : 509
فصل
: قال الغزالي : فإن قيل : فما فائدة الدعاء مع أن القضاء لا مرد له ؟.
فاعلم
أن من جملة القضاء : رد البلاء بالدعاء ، فالدعاء سبب لرد البلاء ووجود
الرحمة
، كما أن الترس سبب لدفع السلاح ، والماء سبب لخروج النبات من الأرض ، فكما أن
الترس يدفع السهم فيتدافعان ، فكذلك الدعاء والبلاء ، وليس من شرط الاعتراف بالقضاء
أن لا يحمل السلاح ، وقد قال الله تعالى : (وليأخذوا حذرهم وأسلحتهم) فقدر الله
تعالى الأمر ، وقدر سببه.
“Fasal, berkata Al-Ghozaly
: maka jika ditanya: “apa faidahnya do’a padahal ketentuan Allah itu ga bisa
ditolak. Maka ketahuilah olehmu, bahwa sejumlah daripada ketentuan Allah itu
adalah menolak bala’ dengan do’a. maka do’a itu adalah sebab tuk menolak bala’
& adanya rahmat sebagaimana perisai itu sebab tuk menolak senjata n air
sebab tuk keluarnya tumbuh2an dari bumi. Maka sebagaimana perisai itu bisa
menolak anak panah lalu bertolak-tolakkan maka bgtu juga dengan do’a n bala’.
Dan tidak menjadi syarat tuk mengakui ketentuan Allah itu dengan tidak membawa
senjata. Dan sungguh Allah telah berfirman : “…dan hendaklah mereka itu bersiap
siaga & menyandang senjata…”(An-Nisa:102). Maka ALLAH TAQDIRKAN PERINTAH
& ALLAH TAQDIRKAN SEBABNYA”.
2.
SECARA SYARI’AT DAN ADAB
Adab dalam menyikapi
taqdir-Nya adalah yang baik-baik disandarkan kepada Allah & yang buruk-buruk
disandarkan pada diri kita sendiri, perbandingannya gini…kalo kita memiliki
sebuah mobil Ferrari F70 udah tentu kapasitas & keindahan mobil ini
terbangsa kepada pabrik yang membuatnya. Akan tetapi kalau suatu saat mobil ini
nabrak/nubruk tiang listrik..kita ga bisa menyalahkan pabrik yang
membuatnya..,tentu kita yang salah, pabrik jangan di salahin..betulkan anak
anak..!!eheii. Yang baik-baik datang dari Allah, yang buruk-buruk timbul dari
nafsu yang angkara murka. Inilah adab. Dengan adab seperti inilah para Nabi
& para Wali memperoleh derajat n karomah di sisi Allah. Coba renungkan
perkataan Nabiyullah Ibrohim Kholilullah,sbagaimanaa di hikayatkan Allah dalam
kitab suci-Nya Al-Qur’an suroh As-Syu’aro ayat 78-80 :
الذي
خلقني فهو يهدين . والذي هو يطعمني ويسقين . واذا مرضت فهو يشفين .
“Dialah Allah yang
memciptakan aku lalu Dia memberiku petunjuk. Dan Dialah yang memberi aku makan
& minum. Dan apabila aku sakit maka Dialah yang menyembuhkan aku”
Coba lihat…Nabi Ibrohim
menyandarkan petunjuk, pemberian makan & minum dan penyembuhan kepada Allah
SWT. Dan beliau menyandarkan “penyakit” kepada dirinya. Beliau tidak mengatakan
“dan apabila Dia memberikan aku sakit” tapi “dan apabila aku sakit”. Beginilah
ma’na dari firman Allah Ta’ala suroh An-Nisa ayat 79 :
وما
أصابك من حسنة فمن الله وما أصابك من سيئة فمن نفسك
“Dan apa-apa yang mengenai
dirimu drpada kebaikan, maka dari Allah (di pandang dari segi terjadinya). Dan
apa-apa yang mengenai dirimu dari pada keburukan, maka dari dirimu sendiri (di
pandang dari segi usaha)”.
SEKIAN. Semoga bermanfa’at
& mohon koreksinya.