PERTANYAAN 
:
Pertanyaan rumah tangga 
ibu-ibu muslimatan : kewajiban suami atas istri, adalah memberi nafaqoh dhohir 
batin.Nafaqoh dhohir jelas brp materi, tetapi kalau nafaqoh batin, apa 
cuma...(adkh istilah lain selain jima'/bersetubuh) itu saja ? kalau seperti : 
menenangkan hati istri kala sedih, menemaninya kala sakit, memberi nasehat dan 
perhatian saat ada masalah, apa itu bukan termasuk nafaqoh batin dan tidak wajib 
bagi suami ? Makasih. [Senja 
Kalanienk].
JAWABAN 
:
Salah satu ciri rumah 
tangga yang bahagia sejahtera adalah terpenuhinya nafkah batin masing-masing 
dari suami - istri.
وقوله 
: { وَعَاشِرُوهُنَّ بِالمَعْرُوفِ } : أي بتعاليم الدين والتأدب بأخلاق المسلمين 
وحُسْنِ الصحبة على كراهة النفس ، وأن تحتمل أذاهن ولا تحملهن كلف خدمتك ، وتتعامى 
عن مواضع خجلتهن .
“Dan bergaullah dengan 
mereka secara patut.” (QS. 4:19)Artinya dengan mengajari mereka agama, 
norma-norma islam, memperbaiki kebersamaan dan keharmonisan menjauhi hal yang 
tiada disuka hati, sabar menanggung beban saat istri menyakiti, tidak memberikan 
beban padanya di luar kemampuan pelayanan dan membutakan diri atas hal-hal yang 
membuat mereka minder serta malu. [ Tafsiir al-Qusyairi II/464 ].
وقوله: 
{ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ } أي: طيِّبُوا أقوالكم لهن، وحَسّنُوا أفعالكم 
وهيئاتكم بحسب قدرتكم، كما تحب ذلك منها، فافعل أنت بها مثله، كما قال تعالى: { 
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ } [البقرة:228] وقال رسول 
الله صلى الله عليه وسلم: "خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأهْلِهِ، وأنا خَيْرُكُم لأهْلي" 
(5) وكان من أخلاقه صلى الله عليه وسلم أنه جَمِيل العِشْرَة دائم البِشْرِ، 
يُداعِبُ أهلَه، ويَتَلَطَّفُ بهم، ويُوسِّعُهُم نَفَقَته، ويُضاحِك نساءَه، حتى 
إنه كان يسابق عائشة أم المؤمنين يَتَوَدَّدُ إليها بذلك. قالت: سَابَقَنِي رسولُ 
الله صلى الله عليه وسلم فَسَبَقْتُهُ، وذلك قبل أن أحملَ اللحم، ثم سابقته بعد ما 
حملتُ اللحمَ فسبقني، فقال: "هذِهِ بتلْك" (6) ويجتمع نساؤه كل ليلة في بيت التي 
يبيت عندها رسول الله صلى الله عليه وسلم، فيأكل معهن العشاء في بعض الأحيان، ثم 
تنصرف كل واحدة إلى منزلها. وكان ينام مع المرأة من نسائه في شعار واحد، يضع عن 
كَتِفَيْه الرِّداء وينام بالإزار، وكان إذا صلى العشاء يدخل (7) منزله يَسْمُر مع 
أهله قليلا قبل أن ينام، يُؤانسهم بذلك صلى الله عليه وسلم وقد قال الله تعالى: { 
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ } [الأحزاب: 
21].
“Dan bergaullah dengan 
mereka secara patut.” (QS. 4:19)Artinya perbaikilah perkataanmu pada mereka, 
bagusilah perbuatan dan tinggah lakumu semaksimalmu pada mereka sebagaimana 
engkau juga suka mereka melakukannya padamu, jalnilah apa yang engkau suka ia 
juga menjalaninya padamu sebagaimana firman Allah “Dan para wanita mempunyai hak 
yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf.” (QS. 
2:228).
Rasulullah shallallaahu 
alaihi wa sallam bersabda “Sebaik-baiknya kalian adalah yang terbaik pada 
keluarganya dan aku yang terbaik dari kalian pada keluargaku” (HR. Ibn 
Maajah).
Adalah sebagian sikap 
Rasulullah bahwa beliau baik sekali cara bergaulnya dengan keluarganya, selalu 
tersenyum, berseri-seri roman mukanya, senang bermain-main dengan mereka, lemah 
lembut, memberi kelapangan nafkahnya, tertawa bersama istri-istrinya bahkan 
beliau sering mengajak ‘Aisyah ra berlomba lari “Nabi mengajakku berlomba 
denganku dan aku mampu mendahuluinya, itu sebelum aku membawa daging (belum 
gemuk, masih langsing) dan saat aku telah gemuk beliau mengajakku berlomba dan 
beliau yang mendahuluinya, dan beliau berkata : Ini balasan dari perlombaan yang 
dulu.” ujar Aisyah. (HR, an-Nasaai dan Ibn Maajah).
Beliau mengumpulkan 
istri-istrinya setiap malam di tempat yang beliau bermalam bersama istrinya, 
mengajak makan malam bersama sebelum istri-istrinya pulang kerumah 
masing-masing.
Beliau tidur bersama 
istrinya dalam satu selimut, beliau tanggalkan selendangnya dari kedua bahunya 
dan tidur memakai selimut. Setelah shalat Isya, beliau pulang ke rumah untuk 
bergaul, bercanda dengan istri, tidak lama kemudian beliau tidur.
Inilah sikap Rasulullah 
bersama istrinya bagaimana dengan ANDA ? padahal Allah berfirman “Sesungguhnya 
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi 
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak 
menyebut Allah”. (QS. 33:21). [ Tafsiir Ibn Katsiir II/242 ]. Wallaahu A'lamu 
Bis Showaab. [Masaji 
Antoro ].