PERTANYAAN 
:
Bagaimana akad jual beli 
yang singkat dan bagaimana jika yang kita jual itu jasa (contoh: bengkel, rental 
komputer, tukang cukur). Apakah dalam Islam ada aturan tentang hak cipta dan 
bagaimana hukumnya jika memfoto copy suatu kitab / buku secara keseluruhan dalam 
jumlah banyak ? [Yupiter 
Jet].
JAWABAN 
:
Menjual jasa dalam Islam 
dibenarkan. Dasar Pengambilannya kitab Hasiyah Taushih ala Ibn Qosim hal 130 
:
وَالبَيْعُ 
لُغَةً مُقَابَلَةُ شَيْءٍ بِشَيءٍ فَدَخَلَ مَا لَيْسَ بِمَالٍ كَخَمْرٍ وَأَمَّا 
شَرْعًا فَأَحْسَنُ مَا قِيْلَ فِى تَعْرِيْفِهِ أَنَّهُ تَمْلِيْكُ عَيْنٍ 
مَالِيَةٍ بِمُعَاوَضَةٍ بِإِذْنٍ شَرْعِيٍّ أَوْ تَمْلِيْكُ مَنْفَعَةٍ مُبَاحَةٍ 
عَلَى التَّأْبِيْدِ بِثَمَنٍ مَالِيٍّ.
Jual menurut bahasa adalah 
pertukaran sesuatu dengan sesuatu yang lain, maka termasuk katagori sesuatu yang 
lain yang bukan uang seperti khamr, adapun secara syara'/istilah, maka yang 
paling baik mengenai apa yang dikatakan dalam mendefinisikannya adalah: 
sesungguhnya jual adalah menyerahkan kepemilikan benda yang bernilai uang dengan 
sesuatu pengganti, dengan idzin yang dibenarkan syara' atau memberikan manfaat 
yang diperbolehkan untuk selamanya dengan harga yang bernilai harta.
Secara konkrit hukum hak 
cipta dalam Islam tidak diatur. Tetapi secara umum hak cipta itu termasuk hak 
seseorang (ikhtisos) sehingga dilindungi dalam hukum Islam, yang kalau kita 
ambil tanpa izin dari yang berhak, maka dihukumi ghasab (haram), kecuali ada 
prasangka kuat bahwa yang punya hak telah mengizinkan. Islam melindungi hak-hak 
setiap orang. Dengan demikian, apabila dalam buku atau kitab tersebut terdapat 
tulisan ‘hak cipta dilindungi undang-undang' atau tulisan dilarang memperbanyak 
atau mencopy dan mencetak buku ini tanpa seizin pengarang' maka mengkopi atau 
memperbanyak, hukumnya haram.
Dasar Pengambilannya 
Hasyiyah Syarwani juz 2 halaman 2 :
الغَصْبُ 
هُوَ لُغَةً أَخْذُ الشَّيْءٍ ظُلْمًا مُجَاهِرَةً وَشَرْعًا الإِسْتِلاَءُ عَلَى 
حَقِّ الغَيْرِ عُدْوَانًا (قَوْلُهُ عَلَى حَقِّ الغَيْرِ) وَلَو خَمْرًا أَوْ 
كَلْبًا مُحْتَرَمَيْنِ وَسَائِرالحُقُوقِ وَالإِخْتِصَاصِ كَحَقٍّ وَكَإِقَامَةِ 
مَنْ قَعَدَ بِسُوقٍ أَوْ مَسْجِدٍ
Ghasab menurut bahasa 
adalah mengambil sesuatu secara dzalim dengan terang-terangan dan menurut 
istilah adalah merampas hak seseorang dengan cara permusuhan (pernyataan 
mushannif: atas hak orang lain) meskipun hak orang lain tersebut berupa arak 
atau anjing yang dihormati (haknya), dan seluruh hak-hak dan 
penentuan/pengkhususan adalam seperti hak, dan seperti menempatkan seseorang 
yang duduk di sebuah pasar atau masjid.
- Faidhul Qodir Juz 6 hal 
272 :
المُسْلِمُونَ 
عِنْدَ شُرُوطِهِمْ مَا وَفَقَ الحَقَّ مِنْ ذَلِكَ يَعْنِى مَا وَافَقَ مِنْهَا 
كِتَابُ اللهِ
Orang-orang Islam itu 
adalah harus tetap pada persyaratan-persyaratan mereka, selama sesuai dengan 
kebenaran dari hal tersebut, artinya selama kitab Allah sesuai dengan 
persyaratan tersebut.
Sumber : 
http://infopesantren.web.id/ppssnh.malang/cgi-bin/content.cgi/masail/aula/tahun_2004/feb-02.single
 
