Bismillahirrohmaanirrohiim
Download Aplikasi persembahan PISS-KTB dan Islamuna 👉 Download!

0109. Hukum Shalat Tarawih Bermakmum Pada Yang Beda Madzhab

PERTANYAAN :
Assalamu'alaikum wr wb. Dumatheng Asatidz PISS. Bulan Ramadhan sudah tak lama lagi. Saya mau nanya :
1. Bagaimana hukumnya kita (ahlusunah) berjama'ah Tarawih makmum dengan orang Muhammadiyah (4+4+2) karena faktor lingkungan ?
2. Ada yang mengatakan imsak bukan batas sahur, jadi kapankah batas sahur itu ?
Terimakasih sebelumnya atas pencerahannya semoga kita semua masih diberikan umur untuk berjumpa dengan bulan penuh berkah yang tidak lama lagi. AAMIIN. [Tommy Sumardi].
JAWABAN :
‎Wa`alaikum Salam. SHOLAT TAROWEH dengan setiap 4 ROKA'AT sekali SALAM Menurut kalangan Syafi'iyyah :
قال في الروضة ولا تصح بنية مطلقة بل ينوي ركعتين من التراويح أو من قيام رمضان ولو صلى أربعا بتسليمة
لم يصح لأنه خلاف المشروع بخلاف سنة الظهر والعصر والفرق أن التراويح بمشروعية الجماعة فيها أشبهت الفرائض فلا تغير عما وردت
Berkata Pengarang Kitab Arroudhoh "Sholat taroweh tidak SAH dengan sekedar diniati sholat muthlak tapi harus dengan niat dua rokaat dari taroweh atau niat mendirikan ibadah romadhon, bila seseorang menjalankannya 4 rokaat dengan sekali salam tarowehnya tidak sah karena menyalahi terhadap yang di syariatkan oleh Nabi, berbeda dengan saat menjalankan sholat-sholat sunat yang lain seperti sholat sunat dhuhur, ashar (boleh dengan sekali salam dalam setiap 4 rokaat), yang membedakan keduanya adalah disyariatkannya sholat taroweh dikerjakan secara berjamaah menyamai seperti sholat fardhu, maka tidak boleh merubah dari apa yang telah ada dari Rosuulullah Sholla Allaahu Alaihi wa Sallaama". [ Iqna Li Assyarbiiny I/117 ].
Menurut kalangan Madzhab Arba'ah :
الْحَنَفِيَّةُ قَالُوْا: اِذَا صَلَّى اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ بِسَلاَمٍ وَاحِدٍ نَابَتْ عَنْ رَكْعَتَيْنِ اتِّفَاقاً وَاِذَا صَلَّى اَكْثَرَ مِنْ اَرْبَعٍ بِسَلاَمٍ وَاحِدٍ اخْتُلِفَ التَصْحِيْحُ فِيْهِ، فَقِيْلَ يَنُوْبُ عَنْ شَفْعٍ مِنَ التَرَاوِيْحِ وَقِيْلَ يَفْسُدُ الْحَنَابِلَةُ قَالُوْا: تَصِحُّ مَعَ اْلكَراَهَةِ وَتُحْسَبُ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً الْمَالِكِيَّةُ قَالُوْا: تَصِحُّ وَتُحْسَبُ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً وَيَكُوْنُ تَارِكاً لِسُنَّةِ التَّشَهُّدِ وَالسَّلاَمِ فِىْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَذلِكَ مَكْرُوْهٌ الشَّافِعِيَّةُ قَالُوْا: لاَ تَصِحُّ اِلاَّ اِذَا سَلَّمَ بَعْدَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ فَاِذَا صَلاَّهاَ بِسَلاَمٍ وَاحِدٍ لمَ ْتَصِحَّ. سَوَاءٌ قَعَدَ عَلىَ رَأْسِ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ اَوْ لَمْ يَقْعُدْ فَلاَبُدَّ عِنْدَهُمْ مِنْ اَنْ يُصَلِّيَهَا رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ وَيُسَلِّمَ عَلىَ رَأْسِ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ.
Ulama' madzhab Hanafi mengatakan : Apabila seseorang shalat (tarawih) empat rakaat dengan sekali salam, maka empat rakaat itu menduduki dua rakaat menurut kesepakatan ulama’. Dan apabila shalat (tarawih) lebih empat rakaat dengan sekali salam, maka diperselisihkan keabsahannya. Ada pendapat bahwa shalat itu menggantikan rakaat genap dari tarawih, ada pendapat lagi bahwa shalat itu rusak.
Ulama’ madzhab Hanbali mengatakan : " Bahwa shalat tersbut sah namun makruh dan terhitung dua puluh raka'at ".
Ulama’ madzhab Maliki mengatakan : " Bahwa shalat itu sah dan terhitung dua puluh rakaat dan berarti mushalli meninggalkan kesunatan tasyahud dan salam dalam setiap dua rakaat dan hukumnya makruh ".

Ulama’ madzhab Syafi’i mengatakan : " Bahwa shalat itu tidak sah, kecuali melakukan sesudah tiap-tiap dua rakaat. Jadi apabila melakukannya dengan satu kali salam tidak sah, baik mushalli duduk pada setiap dua rakaat atau tidak. Jadi menurut ulama’ madzhab Syafi’i shalat tarawih harus dua rakaat dua rakaat dan salam pada setiap dua rakaa ". [ Al-Fiqh 'Alaa Madzaahib al-Arba'ah I/342-343 ]. Wallohu a'lam. [Masaji Antoro].